Thursday, April 4, 2013

IMAN ?

     Pada tanggal 11 Oktober 2012 ditetapkan oleh Paus Emeritus Benediktus XVI sebagai Tahun Iman (Year of Faith) hingga 24 Novemebr 2013. Untuk itu mari saudaraku kita mengenal apakah iman itu sendiri dan bagaimanakah sikap hidup kita dalam tahun iman ini...

Arti Iman

     Iman kristiani yang sejati berarti kepercayaan kepada Allah sehingga Dia bisa memenuhi tujuan-Nya di dalam dan melalui umat-Nya. Tujuan Allah:

  1. Membentuk umat-Nya agar mempunyai sifat-sifat yang mencerminkan kebaikan dan kesetian-Nya
  2. Menggunakan umat-Nya sebagai alat-Nya untuk berbicara kepada orang lain
  3. Mengajar umat-Nya untuk berdoa sedemikian rupa sehingga Dia bisa mengendalikan keadaan yang berada di luar kemampuan mereka.
      Bagi Allah, iman merupakan jalan bagi umat-Nya untuk tinggal di dalam kebaikan dan kekuatan-Nya. Bilamana seorang Kristen menggunakan imannya, ia meninggalkan dirinya sendiri dan berada dalam tangan Allah yang penuh kasih serta mengakui kebesaran dan kemampuan Allah dan di lain pihak ia mengakui kekecilannya dan keterbatasannya. Iman merupakan karunia dari Allah dan kebebasan dari belenggu kehendak sendiri.

Dasar Iman

     Iman kristiani merupakan reaksi terhadap pernyataan sifat-sifat, keinginan dan rencana Allah. Pernyataan Allah ini bisa kita kenali lewat:
1. Janji-janji Allah dalam Kitab Suci
    Kita tahu bahwa Allah memberikan Roh Kudus kepada siapa saja yang meminta-Nya (Luk 11:13); bahwa Allah mengampuni dosa-dosa orang yang mengakukannya (I Yoh 1:9); bahwa Allah memberikan hidup abadi kepada orang yang percaya kepada Yesus (Yoh 3:16). BIla kita memnuhi syarat-syarat-Nya, kita mempunyai dasar kuat untuk menggunakan iman dalam memperoleh janji-janji-Nya.
2. Dorongan Roh Kudus
    Karena Allah tinggal dalam diri setiap orang Kriste, kita mengharapkan komunikas pribadi langsung dengan-Nya. Komunikasi semacam ini berbentuk kata-kata yang terlintas dalam pikiran atau rasa keyakinan dalam batin bahwa Allah mengatakan sesuatu. Kita seharusnya menjawab dorongan Roh Kudus dalam iman. Meskipun kita membuat pelanggaran dalam mengikuti gerakan Roh, hal ini tidaklah mengurangi pentingnya menjawab apa yang Allah menyatakan secara langsung kepada kita dalam iman.
3. Pengenalan akan sifat-sifat Allah
    Kitab Suci dan pengalam pribadi mengungkapkan kerahiman dan belaskasihan Allah kepada umat-Nya. Walaupun kita sering tidak menjumpai janji-janji Allah serta tidak mengalami dorongan Roh Kudus dalam situasi tertentu, kita tetap percaya bahwa Allah tetap mau bertindak karena kasih-Nya.

Tingkatan Iman

Ada 3 tingkatan iman:
a. Iman Kepercayaan (= believing faith)
    Yaitu iman yang kita perlukan untuk menerima kebenaran-kebenaran doktrinal dasar kristiani. Iman ini tercakup dalam Credo Para Rasul (Syahadat Para Rasul). Iman ini penting tetapi tidak cukup. Dalam Yak 2:19 mengatakan "Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik. Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar."
b. Iman Penyerahan (= trusting faith)
    Yaitu iman untuk memercayai bahwa Allah itu baik, mencintai dan selalu memelihara uamt-Nya. Lewat iman ini kita mempercayakan hidup kita dalam tangan Allah
c. Iman Penuh Harapan (= expecting/expectant faith)
    Yaitu iman yang sampai kepada Yesus dan mengharapkan-Nya untuk bertindak dalam situasi0situasi khusus. Iman penuh hadapan berbeda dari kedua macam iman lainnya karena sifatnya aktif dan dinamis. Kalau kita hanya memiliki kedua macam iman yang pertama, kita tidak meminta apa yang sebenarnya akan Allah berikan kepada kita dengan senang hati. Hal ini terjadi karena kedua macam iman itu cenderung bersifat pasif: pasrah kepada kehendak Allah dan mau menanggung keadaan yang sulit. Tanpa reaksi aktif dari iman penuh harapan, kita bisa secara salah menerima keadaan yang sulit sebagai kehendak-Nya padahal Dia sendiri ingin mengubahnya. Yesus mengaja murid-murid-Nya untuk berdoa terusp-menerus, bahkan juga untuk kebutuhan-kebutuhan kecil. Ini kita jumpai dalam Mat 7:7-11.
     Iman penuh harapan merupakan suatu cara berpikir, berkata-kata dan bertindak. Meskipun iman ini mengandung unsur emosi, ia bukanlah terutama suatu emosi. Iman ini bukan saja merupakan serentetan tindakan-tindakan khusus, tetapi juga suatu pandangan yang seharusnya menandai keseluruhan kehidupan kristiani kita. Bila kita penuh dengan iman, kita akan bersukacita dalam segala keadaan, mengaharpkan turut campur tangan Allah dalam hidup kita dan menghindari sikap cemas, takut, negatif, memusuhi atau tak bersemangat. Jadi, iman penuh harapan terdiri dari serentetan perbuatan dan pandangan umum.

Bertumbuh dalam Iman
(bersambung)

sumber: Sisyanti;2005;Menuju Kedewasaan Rohani;Pertapaan Shanti Bhuana

No comments:

Post a Comment